Pelatihan dan Pengembangan
A.
Pengertian
Pelatihan dan Pengembangan
Dalam sebuah
perusahaan diperlukan pelatihan dan pengembangan bagi sumber daya manusia agar
para karyawan bisa paham dan mengerti atas pekerjaan mereka sehingga apa yang
menjadi tujuan perusahaan bisa dengan cepat terlaksana dan mencapai target yang
diharapkan.
Pengembangan
lebih difokuskan pada peningkatan kemampuan dalam pengambilan keputusan dan
memperluas hubungan manusia (human
relation) bagi manajemen tingkat atas dan manajemen tingkat menengah
sedangkan pelatihan dimaksudkan untuk pegawai pada tingkat bawah (pelaksana).
Istilah
pelatihan ditujukan pada pegawai pelaksana untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan teknis, sedangkan pengembangan ditujukan pada pegawai tingkat
manajerial untuk meningkatkan kemampuan konseptual, kemampuan dalam mengambil
keputusan, dan memperluas human relation.
Menurut Mariot
Tua Efendi. H (2002), “Latihan dan pengembangan dapat didevenisikan sebagai
usaha yang terencana dari organisasi untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan pegawai”. Selanjutnya Mario Tua Efendi. H
menambahkan pelatihan dan pengembangan merupakan dua konsep yang sama, yaitu
untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan.
Sjafri
Mangkuprawira (2004), “Pelatihan bagi karyawan merupakan sebuah proses
mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar karyawan semakin
terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin baik, sesuai
dengan standar. Dari
berbagai macam pendapat para ahli diatas, dapat ditarik satu kesimpulan kalau
pelatihan dan pengembangan bagi sumber daya manusia adalah suatu kegiatan untuk
meningkatkan kapasitas sumber daya manusia agar bisa menjadi sumber daya yang
berkualitas baik dari segi pengetahuan, keterampilan bekerja, tingkat profesionalisme
yang tinggi dalam bekerja agar bisa meningkatkan kemampuan untuk mencapai
tujuan-tujuan perusahaan yang baik.
B.
Jenis
Program Pelatihan dan Pengembangan
Terdapat banyak pendekatan untuk pelatlian. Menurut
(Simamora: 2006:278) ada lima jenis-jenis pelatihan yang dapat
diselenggarakan :
1. Pelatihan Keahlian
2. Pelatihan Ulang
3. Pelatihan Lintas Fungsional
4. Pelatihan Tim
5. Pelatihan Kreatifitas
C.
Orientasi Pekerja Baru
Orientasi Pegawai Baru adalah suatu kegiatan memperkenalkan pegawai baru
kepada lingkungan perusahaan, peraturan yang ada didalam perusahaan
Beberapa
tahap orientasi yang penting dilakukan, antara lain :
1. Perkenalan
2. Penjelasan
Tujuan Perusahaan
3. Sosialisasi
Kebijakan
4. Jalur
Komunikasi
5. Proses
Monitoring
D.
Pelatihan dan Tahap-tahapnya
ü Penentuan
kebutuhan pelatihan SDM
Tujuan
penentuan kebutuhan pelatihan SDM ini adalah untuk mengumpulkan sebanyak
mungkin informasi yang relevan guna mengetahui data atau menentukan apakah
perlu tidaknya dilakukan pelatihan SDM dalam organisasi tersebut.
ü Mendesain
program pelatihan SDM
Ketepatan
metode pelatihan SDM tergantung pada tujuan yang hendak dicapai identifikasi
mengenai apa yang diinginkan agar para pekerja harus mengetahui dan harus
melakukan.
ü Evaluasi
efektifitas program pelatihan SDM
Tujuan dari
tahap ini adalah untuk menguji apakah pelatihan SDM tersebut efektif di dalam
mencapai sasaran-sasarannya yang telah ditetapkan
E.
Pelatihan Formal dan Non-Formal
Pelatihan
formal adalah pelatihan yang dilaksanakan secara formal (resmi) oleh organisasi
atau perusahaan untuk para karyawan
1.
Metode pelatihan formal
a.
Belajar mandiri
b.
Metode belajar dikelas/ceramah
c.
Pelatihan ditempat kerja (on the job training)
d.
Unjuk kerja
e.
Simulasi
f.
Sistem magang
g.
Pelatihan vestibule
h.
Bermain peran
i.
Telaah kasus
j.
Pelatihan laboratorium
2.
Pelatihan
Non Formal
Pelatihan
nonformal adalah pelatihan yang diadakan untuk melengkapi pelatihan formal.
Pelatihan formal tidak selalu dapat dilakukan, karna ia memerlukan biaya yang
besar, waktu yang lama, dan tenaga kerja yang harus dibayar mahal dan
sebagainya.
F.
Pelatihan Supervisor, Pengembangan Team dan
Pengembangan Bagan Organisasi
Tujuan dari pelatihan supervisi
adalah untuk meningkatkan keterampilan-keterampilan pengawasan atau supervisi
dan manajemen supaya membantu menejemen kepegawaian untuk melaksanakan pekerjaan
melalui orang lain dan untuk membantu pegawai-pegawai dari manager dan
supervisor agar bekerja lebih baik dan tangkas.
Ada dua
jenis pelatihan, yaitu :
1.
Organization Development
Para manager dan supervisor tidak
hanya bertanggung jawab pada pelatihan terhadap para pegawai secara perorangan
untuk meningkatkan keteramplan kerja mereka, tetapi juga membantu meningkatkan
kualitas hubungan kerja dari para pegawai.
2.
Sensitivity Training
Hubungan-hubungan kerja dalam
kelompok kecil dan action research yang didasarkan pada pengumpulan data dan
pengumpanya kembali kepada para peserta guna memampukan mereka untuk merubah
perilakunya sendiri. Organisasi development memusatkan diri pada
variable-variable proses yang terdiri dari manusiawi ketimbang dari hasil kerja
itu sendiri.
G.
Arti dan Pentingnya Pengembangan Sumber Daya Manusia
Peranan dan
arti penting sumber daya manusia dalam berbagai bidang, yaitu :
1) Sumber Daya Manusia Pendidikan
Faktor pendidikan adalah faktor utama untuk mencetak sumber daya manusia yang berkompeten dan
handal.
2) Sumber Daya Manusia Pertanian
Peningkatan kualitas sumber daya
manusia di bidang pertanian terus dilakukan oleh pemangku kebijakan (stakeholder) dalam hal ini adalah
Departemen Pertanian RI. Pembangunan di sektor Pertanian meliputi peningkatan
kualitas SDM petani melalui penyuluhan tata cara bertani yang baik, merupakan
program DEPTAN dalam meningkatkan keterampilan dan pemahaman tentang pertanian
pada para petani.
3)
Sumber Daya
Manusia Bidang Kesehatan
Terdapat 3 simpul permasalahan SDM Kesehatan, yaitu :
a. Masalah keterkaitan antara tugas jabatan dengan
kompetensinya
b. Masalah pengelolaan yang variatif khususnya dalam
bidang reward, yang tergantung pada kemampuan daerah, dan
c. Masalah ketidakseimbangan antara rekruitmen,
pendayagunaan dan pembinaan di berbagai daerah khususnya daerah terpencil.
H.
Pengembangan SDM Melalui Diklat
Dari sudut
pandang langsung organisasi, pengembangan seseorang di tempat kerja dapat
membantunya lebih kompeten melakukan pekerjaan. Ini akan makin meningkatkan mutu
produktivitas diri produktivitas organisasi.
Strategi
yang dapat ditempuh dalam pembinaan pengembangan SDM aparatur dimulai dari
pengkajian kebutuhan diklat (need assesment) untuk suatu program,
persiapan dan pelaksanaan pendidikan, evaluasi pasca pelatihan, pemberdayaan
serta dukungan anggaran yang memadai.
Selain itu
pengembangan SDM melalui Diklat, diklat yang dilaksanakan harus dikembangkan
dalam teknis pelaksanaannya. Sehingga diklat yang dilaksanakan harus berbasis
inovatif sehingga pegawai merasa nyaman dan tertarik untuk mengikuti Diklat,
Diklat jangan dijadikan objek laluan hanya sebatas pelaksanaan tanpa hasil
maksimal, sudah semestinya Diklat adalah proses pencetakan kualitas SDM.
I.
Pengembangan
Melalui Mutasi/Promosi
Promosi
adalah penghargaan dengan kenaikan jabatan dalam suatu organisasi ataupun
instansi baik dalam pemerintahan maupun non pemerintah (swasta). Promosi
merupakan kesempatan untuk berkembang dan maju yang dapat mendorong karyawan
untuk lebih baik atau lebih bersemangat dalam melakukan suatu pekerjaan dalam
lingkungan organisasi atau perusahaan.
1.
Pengertian Mutasi
Mutasi atau transfer menurut Wahyudi
(1995) adalah perpindahan pekerjaan seseorang dalam suatu organisasi yang
memiliki tingkat level yang sama dari posisi perkerjaan sebelum mengalami
pindah kerja.
2.
Tujuan Mutasi
Tujuan mutasi menurut Mudjiono
(2000) adalah sebagai berikut :
a.
Untuk meningkatkan poduktivitas
kayawan
b.
Untuk menciptakan keseimbangan antar
tenaga kerja dengan komposisi pekejaan atau jabatan
c.
Untuk memperluas atau menambah
pengetahuan karyawan
d.
Untuk menghilangkan rasa bosan/jenuh
tehadap pekerjaannya
e.
Untuk memberikan perangsang agar
karyawan mau berupaya meningkatkan karir yang lebih tinggi
f.
Untuk alat pendorong agar spirit
kerja meningkat melalui pesaingan terbuka
g.
Untuk menyesuaikan pekerjaan dengan
kondisi fisik karyawan
3.
Sebab-sebab dan Alasan Mutasi
Sebab-sebab pelaksanaan mutasi
menurut Siswandi (1999) digolongkan sebagai berikut :
a.
Permintaan Sendiri
Mutasi atas permintaan sendiri
adalah mutasi yang dilakukan atasa keinginan sendiri dari karywan yang
bersangkutan dan dengan mendapat persetujuan pimpinan organisasi. Mutasi
pemintaan sendiri pada umumnya hanya
pemindahan jabatan yang peringkatnya sama baik, anatrbagian maupun pindah ke
tempat lain.
b.
Alih Tugas Produktif (ATP)
Alih tugas produktif adalah mutasi
karena kehendak pimpinanan perusahaan untuk meningkatkan produksi dengan
menempatkan karywan yang bersangkutan ke jabatan atau pekerjannya yang sesuai
dengan kecakapannya.
J.
Pengembangan
melalui GKM
1.
Definisi Gugus Kendali Mutu
Pengertian GKM di dalam perusahaan
adalah sekelompok kecil karyawan yang terdiri dari 3-8 orang dari unit kerja
yang sama, yang dengan sukarela secara berkala dan berkesinambungan mengadakan
pertemuan untuk melakukan kegiatan pengendalian mutu di tempat kerjanya dengan
menggunakan alat kendali mutu dan proses pemecahan masalah. Definisi lain GKM
adalah sejumlah karyawan dengan pekerjaan yang sejenis yang bertemu secara
berkala untuk membahas dan memecahkan masalah-masalah pekerjaan dan
lingkungannya dengan tujuan meningkatkan mutu usaha dengan menggunakan
perangkat kendali mutu.
2.
Mutu Usaha Secara Keseluruhan
a.
Produk, biaya, waktu dan penyediaan
b.
Keamanan, keselamatan dan kenyamanan
kerja
c.
Metodologi kerja baik bagi
kepentingan konsumen, maupun kepentingan pemerintah serta masyarakat pada
umumnya
Sasaran GKM
a.
Meningkatkan kemampuan manajerial
para karyawan operasional, agar tumbuh kebiasaan berpikir analitis
b.
Mendorong setiap karyawan agar mampu
memberikan sumbangan pikiran yg berkaitan dengan pengendalian mutu, sehingga
tercipta lingkungan kerja dimana karyawan sadar akan mutu, permasalahan dan
merasa berkepentingan untuk memperbaikinya
c.
Meningkatkan moral karyawan dengan
membuka kesempatan untuk berperan serta dalam mengembangkan mutu di unit
kerjanya dengan didukung oleh pola hub karyawan dan atasan harmonis
d.
Mengarahkan agar setiap karyawan
dapat terlibat dalam suatu bentuk kerjasama kel yang dinamis dalam usaha untuk
mencari pemecahan masalah dalam mutu pelayanan/produk/mutu kerja
Tujuan Umum GKM
a.
Meningkatkan keterlibatan karyawan
anggota pada persoalan-persoalan pekerjaan dan paya pemecahannya
b.
Menggalang kerjasama kelompok (teamwork) yang lebih efektif
c.
Meningkatkan kemampuan memecahkan
masalah
d.
Meningkatkan pengembangan pribadi
dan kepemimpinan
K.
Pengembangan
Melalui Waskat
1.
Pengorganisasian
Organisasi adalah setiap bentuk
persekutuan antara dua orang ataulebih yang bekerja bersama-sama dan secara
formal terikat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Suatu pengorganisasian yang baik harus
memenuhi kriteria, antara lain :
a.
Proses pembentukan dan penyusunan
struktur organisasi harus mengacu pada upaya menciptakan organisasi yang
efektif dan efisien
b.
Penyusunan struktur organisasi harus
mengacu pada misi dan tujuanorganisasi
c.
Pendefinisian wewenang tanggung
jawab untuk masing-masing jabatan harus seimbang dengan tugas dan fungsinya
d.
Penetapan pejabat harus sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan (kompetensi) untuk masing-masing jabatan
e.
Pendelegasian wewenang harus diikuti
dengan tanggung jawab yang sesuai dengan tugas dan fungsinya
2.
Personil
Pembinaan personil merupakan upaya
menjaga agar faktor sumber daya manusia yang menjalankan sistem dan prosedur
satuan organisasi/kerja pemerintah memiliki kemampuan secara profesional dan
moral sesuai dengan kebutuhan tugas dan tanggung jawabnya.
Kegiatan pembinaan personil
dilakukan mulai dari proses rekruitmen sampai dengan pemberhentian, antara lain
:
1.
Formasi pegawai harus ditentukan
secara tepat
2.
Penerimaan dan penempatan pegawai
harus didasarkan pada formasi yang lowong dengan seleksi yang obyektif
3.
Pendidikan dan pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan, keahlian, dan keterampilan serta pengembangan karier
pegawai
4.
Perencanaan dan pengembangan karier
yang jelas
5.
Sistem penghargaan yang dapat
memotivasi pegawai dan pemberian sanksi yang memiliki efek jera bagi pegawai
6.
Pemberhentian pegawai dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan yangberlaku
3.
Kebijakan
Kebijakan merupakan pedoman yang
ditetapkan oleh pimpinan satuan organisasi/kerja untuk mendorong tercapainya
tujuan satuan organisasi/kerja.
Suatu kebijakan yang baik harus
memenuhi beberapa kriteria berikut :
a.
Jelas dan tertulis
b.
Dapat secara efektif dikomunikasikan
kepada seluruh personil dalam organisasi
c.
Dapat memberikan motivasi pencapaian
tujuan, program atau target
d.
Tidak boleh tumpang tindih dan harus
ditinjau kembali secara berkala
e.
Transparan dan memberi unsur
komunikasi timbal balik antara staf dengan pimpinan
f.
Dapat meningkatkan disiplin kerja
para pegawai
g.
Konsisten dengan tujuan organisasi
h.
Konsisten dengan pola pemecahan
masalah yang baku yang berlaku dalam organisasi
4.
Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu proses
penetapan tujuan serta langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan pada masa
datang dengan sumber daya yang diperlukan dalam rangka mewujudkan pencapaian tujuan
organisasi.
Suatu perencanaan yang baik harus
memenuhi beberapa kriteria berikut :
a.
Merupakan jabaran dari tujuan
b.
Melibatkan semua pihak terkait
c.
Realistis
d.
Mempertimbangkan prinsip ekonomi
e.
Dikomunikasikan
f.
Dapat diukur
g.
Menjadi dasar pelaksanaan kegiatan
h.
Fleksibel
i.
Dapat digunakan sebagai unsur
pengendalian
j.
Memperhitungkan risiko yang akan
dihadapi
5.
Prosedur
Prosedur merupakan rangkaian
tindakan untuk melaksanakan aktivitas tertentu yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. Prosedur yang baik mampu memberi kejelasan
bagi personil yang melaksanakan.
Pelaksanaan suatu prosedur yang baik
harus memperhatikan beberapa hal antara lain :
a.
Dapat menggambarkan kebijakan secara
eksplisit
b.
Prosedur harus memiliki tujuan yang
dapat diidentifikasi secara jelas
c.
Pengorganisasian prosedur harus
dapat menunjang tercapainya tujuan prosedur
d.
Penyusunan prosedur harus didukung
dengan kebijakan yang memadai
e.
Peraturan perundang-undangan yang
terkait harus dipertimbangkan didalam penyusunan prosedur
f.
Penempatan personil dalam
pelaksanaan prosedur harus memadai, baik kuantitas maupun kualitasnya
g.
Prosedur tidak terlalu rinci
sehingga kaku, kecuali untuk kegiatan yang bersifat mekanis
h.
Sederhana, efisien, dan aman
i.
Kegiatan-kegiatan atau
langkah-langkah di dalam prosedur harus terkoordinasi dan terdapat pengecekan
internal di dalamnya
j.
Dituangkan secara tertulis dan mudah
dimengerti
k.
Dikomunikasikan kepada semua pihak
yang terkait
l.
Hasil pelaksanaan prosedur harus
dibuatkan laporannya, dan
m. Direview
secara berkala
6.
Pencatatan
Pencatatan merupakan proses
pendokumentasian transaksi/kejadian secara sistematis yang relevan dengan
kepentingan organisasi instansi. Pencatatan juga mencakup proses pengolahan
data yang diperoleh menjadi informasi dalam bentuk keluaran olahan data atau
laporan.
Suatu pencatatan yang baik harus
memenuhi beberapa kriteria berikut :
a.
Dirancang sesuai dengan kebutuhan
dan kondisi organisasi
b.
Prosedur pencatatan dan manualnya
harus disusun dengan baik dan cermat
c.
Sistem pencatatan harus didukung
dengan kebijakan yang jelas dan memadai
d.
Pencatatan harus menggunakan dokumen
sumber, formulir, tabulasi,daftar-daftar statistik, dan buku-buku yang
dirancang secara memadai
e.
Lengkap dan informatif
f.
Mentaati sistem dan prosedur kerja
yang telah ditetapkan
g.
Diselenggarakan secara akurat dan
tepat waktu
h.
Diselenggarakan secara sederhana,
konsisten, runtut, dan terintegrasi
i.
Dipisahkan dari fungsi penguasaan
dan fungsi penyimpanan
j.
Direview secara berkala
7.
Pelaporan
Pelaporan merupakan bentuk
penyampaian informasi tertulis kepada unit kerja yang lebih tinggi (pemberi
tugas) atau kepada instansi lainyang mempunyai garis kepentingan interaktif
dengan instansi pembuat laporan. Pelaporan merupakan konsekuensi logis dari
adanya pendelegasian wewenang. Secara fisik, laporan dapat berbentuk surat atau
media lainnya.
Pelaporan yang baik harus memenuhi
beberapa kriteria berikut :
a.
Mengandung kebenaran, obyektif, dan
dapat dibuktikan
b.
Jelas dan akurat
c.
Langsung mengenai sasaran
d.
Lengkap
e. Tegas dan
konsisten
f. Tepat waktu
g. Tepat Ordenerimanya,
dan
h. Mempertimbangkan
faktor manfaat dan biaya
8. Supervisi dan Review Intern
Supervisi
merupakan pengawasan unsur pimpinan terhadap pelaksanaan tugas yang dilaksanakan
oleh stafnya. Review intern adalah suatu aktivitas untuk mengevaluasi pelaksanaan
kebijakan, program, dan kegiatan yang telah ditetapkan yang dilakukan oleh
pimpinan atau pejabat yang berwenang bersama-sama dengan staf pimpinan atau
dilakukan oleh APIP terhadap pelaksanaan tugas yang diberikan.
1.
Supervisi yang baik harus memenuhi
beberapa kriteria berikut :
Ü
Bersifat pembinaan personil
Ü
Tidak mengganggu jalannya kegiatan
organisas
Ü
Dilaksanakan oleh orang atau
orang-orang yang memahami kegiatan yang disupervisi
Ü
Mampu meningkatkan kinerja yang
berada dibawah standar, dan
Ü
Menggunakan metode atau instrumen
yang tepat
2.
Review intern yang baik harus
memenuhi beberapa kriteria berikut :
Ü Dilakukan
oleh pihak yang berkompeten dan independen
Ü Dilakukan
sesuai dengan kebutuhan
Ü Ruang
lingkup yang direview harus dirumuskan secara jelas
Ü Dilakukan secara
periodik atau waktu tertentu sesuai kebutuhan
Ü Menekan
perbaikan terhadap suatu kelemahan, bukan mencari kesalahan, dan
Ü
Harus dilaksanakan secara efisien
dan ekonomis
Komentar
Posting Komentar