Misteri S.A Episode 1
Di Sebuah kota besar di belahan dunia, telah gempar kasus pembunuhan berantai yang hanya
melibatkan siswi SMA saja. Salah satu sekolahan yang menjadi targetnya saat ini adalah
Sekolah Strata Academy yang merupakan sekolah ternama khusus
perempuan. Beberapa kejadian aneh sering muncul di sekolah
tersebut dan itu membuat kepala sekolah sekaligus pendiri Strata Academy merasa
tidak tenang.Yunna
yang merasa khawatir akhrinya pun segera
mengambil tindakan. Ia meminta bantuan sang kakak yang
merupakan saudara kembarnya sendiri untuk membantunya
menangani masalah tersebut. Sang kakak yang bernama Lunna merupakan
anggota kepolisian yang sudah banyak berbagai macam kasus.Keesokkan harinya Lunna
mulai menggantikan sang adik ditemani dengan sahabatnya
yang bernama Jane. Jane Nulla adalah seorangJurnalistik yang
pandai dalam berekting. Luna memperkerjakan
Jane sebagai OB sekolah tersebut agar bisa
memantau siswi yang ada disana.Lunna sangat
penasaran dengan kejadian-kejadian aneh yang sering bicarakan adiknya ditelfon
dan itu membuat Luna sangat bersemangat.
Tok…Tok...Tok…
“Masuk,” kata
Luna dengan lembut.
Tak lama
pintupun terbuka.Seorang wanita paruh baya dengan baju kusamnya datang sambil
tersenyum.
“Pagi Bu, “ sapa
wanita itu sambil sedikit membungkuk.
Luna tersenyum
senang, ia letakkan kaca mata yang sedari tadi menggantung di atas hidung
mancungnya.
“Gimana
penampilan aku? Sesuai dengan apa yang kamu mau kan?” tanya wanita itu dengan
gembira.
Luna
mengangguk.“Keren sih, tapi kayaknya masih kurang keliatan tua Jan,” ucap Luna
sambil memperhatikan wanita paruh baya yang ternyata adalah Jane.
Jane berfikir
sejenak.“Gampang lah itumah bisa diatur.”
Luna mengangguk
kemudian ia kembali ke mejanya, membuka laci dan mengeluarkan sesuatu dari
dalamnya. “Dan ini untuk pelengkap peran.Disini kamu aku jadiin OB supaya bisa
dengan leluasa memantau. Nggak jadi masalah kan?”
Jane mengangguk
sambil mengambil barang yang diberikan oleh sahabatnya tersebut. “Tenang saja,
aku pernah memainkan peran yang lebih buruk di bandingkan OB. Jadi ini bukan
masalah yang besar”
“Oke, kalau
begitu sekarang kamu ganti baju dan mulai bekerja.”Ucap Luna sambil mendorong
sahabatanya tersebut ke kamar mandi.
“Jangan lupa
make upnya lebih di tuain” bisik Luna ketika Jane sudah memasuki kamar mandi.
Beberapa menit kemudian, Jane keluar dari
kamar mandi dengan menggunakan pakaian yang biasa digunakan oleh OB sekolah Strata Academy. Riva memperhatikan Jane dari
atas sampai bawah.
“Sip, sempurna.” Komentar Riva. “Oke, Sekarang kamu bisa mulai
permainannya Jane, masih ingat rencana awal kitakan?” tanya Riva.
“Tenang saja.walau bukan aktris tapi aku setara dengan mereka.” Jane
memuji dirinya sendiri.
“baiklah. Dan satu lagi ingat suara.”
Jane tersenyum. “Siap Komandan. laksanakan”
Sore ini kelas sudah terlihat banyak yang kosong.Aktifitas belajar
mengajar telah usai.Banyak anak-anak yang telah pulang, namun tidak sedikit
pula yang masih berada di area sekolah entah itu untuk menunggu jemputan atau
untuk melakukan kegiatan seperti ekstrakulikuler.Salah satu tempaat yang masih
terlihat ramai di jamah oleh siswi S.A adalah ruang Teater.Anak-anak yang
mengikuti kegiatan Teater terlihat tengah berkumpul saat ini.
“Ini jadi
latihan nggak sih?Mana yang lainnya ya?” ucap seorang gadis berambut panjang
yang tergerai indah.
“Mungkin mereka
lagi ada urusan kali Liv, makanya mereka agak telat datengnya.”Jawab seorang
gadis dengan kaca mata lingkarannya.
“Aku nggak butuh
jawaban kamu Mia. Jadi mending kamu diem.” Ucap gadis yang ternyata bernama Oliver
dengan tatapan sinis.
Setelah menunggu
sekitar 10 menit, tak lama datang beberapa anak teater sambil berlari.Wajah
mereka terlihat pucat dan nafas mereka tidak teratur.
“Kalian kenapa
sih? Kok kayak habis di kejar hantu gitu?” tanya Wulan
Gadis – gadis
itu langsung menatap Olive bersamaan. Merasa dilirik Olive langsung menunjukkan
wajah menyeramkannya.
“Kenapa
lirik-lirik? Merasa bersalah?” tanya Oliver masih dengan nada sinis.
“Maaf Liv, tadi
ngerjain tugas dulu karna hari ini harus di kumpulin.” Salah satu dari ke 5
gadis itu menjawab.
“Emang kalian
tipe orang yang susah ya buat kasih kabar?” tanya Olive kembali.
“Bukannya
begitu…” sahut gadis yang lainnya.
Belum selesa
perdebatan mereka, tiba-tiba Dian salah satu anak teater yang sedari tadi sibuk
dengan ponselnya langsung memotong percekcokan olive dengan anak yang
terlambat.
“Ehh, diem dulu deh aku dapet sms nih dari
pelatih katanya naskah drama yang dibuat kemaren
sangat tidak menarik. Kita disuruh buat lagi semenarik mungkin, kalo mau ikutan
lomba dan tampil di depan sekolah pas kelulusan nanti.”
“Emang siapa
yang buat kok sampai di tolak gitu?” tanya Putri dengan wajah bingung.
“Mia kamu kan ya
yang buat naskah kemarin?” tanya seorang gadis yang baru beberapa bulan
bergabung di club teater.
Mia mengangguk.
“Kan Ayu udah
pernah bilang, Mia itu nggak cocok buat naskah. Kalian nggak pernah percaya sih
sama Ayu. Terus gimana dong ?harus nulis ulang dong? Padahal Ayu pengen
cepet-cepet main.Seorang aktris terkenal seperti Ayu tidak bisa menunggu
seperti ini hanya untuk bisa tampil di sebuah pentas kelulusan sekolah.”Seru
seorang gadis yang berperawakan kecil smabil menggulung-gulung ramutnya.
“Jangan terlalu
menghayal yang tinggi, mending tinggiin dulu sana badan kamu Yu.” Ledek Anna
sambil tertawa puas.
“Maaf ya Ayu
bukan tipe orang yang perduli sama ucapan haters” ucapnya dengan nada centil.
“Berisik
ih.”Sahut Anna dengan tatapan kesal.
“Anna yang
berisik.Dasar iri.“ ucap Ayu sambil menjulurkan lidahnya.
“Kamu yang ….”
Ucapan Anna seketika berhenti ketika tiba-tiba terdengar suara barang jatuh.
Seketika itu
juga semua mata gadis yang ada di ruangan teater tersebut langsung melirik ke
sumber suara.Jane tersenyum lalu buru-buru memunguti barang bawaannya.
“Maaf neng
ganggu, Saya mau beres-beres ruangan ini.” Ucap Jane sangking bingungnya mau berbicara apa.
“OB baru ya?”
tanya Olive sambil melihat Jane dengan tatapan merendah.
Jane
tersenyum.“Benar neng.Kok bisa tau?”
“Setiap Senin,
Rabu, dan Jumat ruangan ini akan digunakan untuk latihan teater hingga jam 8
malam.” Olive memberikan penjelasan lalu segera memperlihatkan jam yang ia
gunakan.
Jane melihat jam
digital milik Olive yang masih menunjukkan waktu 17.45. Jane kembali
tersenyum.“Maaf saya tidak tau ada jadwal seperti itu.Saya taunya jika sekolah
sudah selesai itu artinya semua ruangan kosong.”
“Tidak
semuanya.Tolong dipahami ya.”Ucap Olive dengan Angkuh. “Sekarang bisa pergi
dari sini?” tanya Olive kepada Jane.
Jane mengangguk
kemudian ia segera pergi sambil membawa barang-barangnya kembali.
“Jadi bagaimana
nih Liv?’ tanya Putri.
“Naskah tetep di
buat oleh Mia, Anna tolong bantu Mia buat naskah ya dan aku mau seminggu naskah
udah kelar.”
Anna mengaga
lebar. “What?? Kok aku sih?Males ah.”
Ayu yang
mendengar hal itu langsung tertawa puas.
“Ayu hari ini
keliatan seneng banget ya?Kamu bantuin Mia juga ya.”Pinta Olive smabil
tersenyum.
Tawa puas Ayu
seketika menghilang. “No Please.”
“Nggak ada
kata-kata tidak kalau aku udah memutuskan.”Ucapnya sambil mengibas rambut
panjangnya.
“Tapi Olive
kalau ditolak lagi bagaimana?”
“Ya tinggal kamu
buat ulang lagi? Gampang kan? Lagi pula Ayu dan Anna bantuin kamu.jadi pasti
gampang lah. 3 hari juga bisa kelar itu”
Mia terdiam. Sebenarnya ia merasa kesal dengan kelakuan Olive, setiap Olive
bertindak semena-mena ia selalu merasa menyesal karena telah bergabung di club
tetater. Namun setiap rasa penyesalan itu datang, Mia lagi-lagi tersadar akan
posisinya saat ini dan itu membuat Mia harus menahan semuanya.
Komentar
Posting Komentar