Misteri S.A Episode 2



Mia mengambil tumpukan kertas yang ia bawa dari dalam tasnya. Senyum mengembang di pipinya. “Kali ini pasti naskahku diterima” gumamnya sambil melihat hasil kerja kerasnya selama lima hari. Mia segera menuju ruang teater untuk menunjukkan hasil karyanya  kepada Olive. Disana terlihat Olive sadang bercanda ria dengan teman seganknya. Ada rasa ragu ketika Mia hendak memberikan naskahnya tersebut, namun akhirnya iapun memberanikan diri dan segera masuk ke dalam ruangan tersebut.

“Olive, ini naskahnya sudah selesai.Aku buat cerita dengan makna dan tujuan yang sama seperti sebelumnya hanya saja aku ganti alur ceritanya menjadi lebih dramatis. Kamu bisa baca dulu.” Ucap Mia sambil memberikan naskah yang ia bawa. “Maaf belum sempat aku streples tapi tenang saja ini sudah berurutan kok.Aku udah urutin.”Tambahnya kemudian.

Belum sempat Olive mengambil, Wulan sudah menarik kertas-kertas tersebut dari tangan Mia.Gadis itu tampak sibuk membaca naskah terbaru buatan Mia sambil satu telunjuknya memainkan rambut halusnya.Belum juga ada 5 menit tiba-tiba datang seorang gadis berteriak histeris memasuki ruangan tersebut.gadis itu berhenti tepat di samping Wulan.

“Lan, ada Kak Aldy di bawah. Kita turun yuk, ayolah gue mau kasih bekal yang gue buat tadi pagi ke dia.” Anna memohon kepada Wulan dengan penuh semangat.

“Tapi gue lagi,…”

Belum sempat menyelesaikan ucapannya tiba-tiba Anna mencengkram tangan Wulan.“Nggak ada waktu lagi. Keburu keduluan yang lain.” Ucap Anna lalu menarik tangan Wulan. Mau tak mau akhirnya ia mengikuti keinginan Anna.

“Mia nih..” ucap Wulan sambil menjatuhkan naskah yang ia bawa dan langsung pergi bersama Anna.

Mia menatap Wulan hingga gadis itu pergi bersama sahabatnya. Dengan sabar ia memunguti setiap lembar  naskah yang Wulan jatuhkan. Ketika Mia kembari berdiri tiba-tiba seorang gadis menubruknya dari belakang.Putri memiringkan kepalanya dan melihat Mia terjatuh ke lantai.Mia menatap orang yang menabraknya.

“Ups..sorry Mia. Aku nggak liat.Kardus ini ngalangin pandangan aku.”Ucap Putri tanpa rasa bersalah.

Mia menghela nafas.Ia kembali memunguti kertas yang ada di sekelilingnya. Putri yang diabaikan merasa kesal dan sengaja berjalan sambil menginjak naskah yang Miaa buat. Mia kesal dengan perlakuan Putri dan ketika ia melihat Olive untuk meminta pembelaan, gadis itu malah menatapnya dengan tajam.

“Punguti dan kembali susun naskahnya.biar nggak ada kejadian kayak tadi, sebelumnya streples dulu naskahnya. Ngerti?” kata Olive dengan santai.

Mia mengangguk.Ia kembali berdiri dan disaat ia melihat Putri yang sudah selesai menaru barang bawaannya gadis itu terlihat tersenyum senang. Tidak ada satu orangpun yang menghargai usaha Mia dan itu membuat Mia ingin pergi jauh dari tempat itu.Mia berjalan perlahan menuju pintu Teater sambil menahan tangisannya. Ketika ia membuka pintu Teater ia sangat terkejut melihat OB baru tengah menatapnya dengan wajah penasaran. Mia menghapus air matanya dan berusaha tersenyum.

“Kamu kenapa?” tanya Jane.
Mia menggeleng.“Nggak papa.aku ke kelas dulu ya Mbak.” Ucap Mia lalu lekas pergi meninggalkan Jane.

Jane menghela nafas.“ Dasar anak muda ada - ada aja kelakuannya.” Gumam Jane lalu lekas pergi dari tempat tersebut.

Waktu tengah menunjukkan jam 16.59. dan sedetik kemudian bel tanda berakhirnya pelajaran berbunyi. Saat ini Luna tengah sibuk dengan leptopnya di ruang kerjanya.

“Nih..”Jane memberikan secangkir teh kepada Luna.Wanuta itu tersenyum “Terima kasih” kemudian meminum teh tersebut.

Bagaimana,? Sudah ada Perkembangan??” tanya Luna disela-sela kesibukannya dengan leptop.

Jane menghela nafas. “Sudah hampir seminggu aku disini dan semua masih terlihat normal”

“Bagaimana dengan murid-muridnya? Apa ada tanda-tanda yang mengancam mereka?” tanya Luna lagi.

Jane menggeleng.“Tidak ada.hanya saja ada yang membuatku penasaran. Taman belakang sekolah terlihat menyeramkan.”

Riva menghentikan tugasnya dan kemudian menatap Jane.“Maksudmu? Apa ada yang aneh dengan disana?” tanya Luna.

Jane menggeleng.“Tidak ada.Hmm… bagaimana ya bilangnya?” ucapnya sambil berfikir sejenak.

Luna terdiam menatap Jane yang tampak berfikir. “Kau melihat ada yang mencurigakan.?” Tanya Luna.

Jane menatap Luna.“Entaahlah hanya saja setiap aku kesana aku merasa ada yang sedang memperhatikan aku.”

“Siapa?” tanya Luna penasaran. Namun Jane langsung mengegeleng dengan cepat.“Aku tidak tau apa itu halusinasi atau realita.karna setiap aku merasa seperti itu aku selalu tidak mendapati apapun disana. Tidak ada satu orangpun disana.”

Luna agak merinding mendengar ucapan Jane apa lagi didukung dengan wajahnya yang langsung pucat pasi. Kedua wanita itu terdiam cukup lama.Luna menghela nafas.“Tidak akan ada yang berubah jika kita hanya berdiam diri disini saja. Terus selidiki dengan cermat, jangan sampai identitasmu diketahui oleh orang lain.” Ucap Luna lalu menyeruput tehnya yang tinggal setengah.

“Baiklah.”Jane mengangguk tanda mengerti dan tak lama kemudian gadis itu pergi dari ruangan Luna.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alat Kelengkapan Organisasi Koperasi

BAB XII TEKNIK ANALISIS MERAMALKAN KAS PERUSAHAAN

Kerja sama Koperasi